Tuesday, March 6, 2012

Ikan Glodok (Periophthalmus sp.)

Ikan Glodok (Periophthalmus sp.)


Klasifikasi dai ikan glodok adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Gobiidae
Subfamili: Oxudercinae

Gambar Ikan Glodok (Periophthalmus sp.)
Ikan glodok bisa merangkak naik ke darat atau bertengger pada akar-akar pohon bakau. itulah kemampuan luar biasa ikan glodok atau disebut juga ikan tembakul. Ikan ini hidup di zona pasang surut di lumpur pantai yang ada pohon-pohon bakaunya. Ikan ini telah menyesuaikan diri untuk hidup di darat meskipun belum sepenuhnya. Matanya besar dan mencuat keluar dari kepalanya. kalau berenang, matanya biasanya berada di atas air. Sirip dadanya pada bagian pangkal berotot, dan sirip ini bisa ditekuk hingga berfungsi seperti lengan yang dapat digunakan untuk merangkak atau melompat di atas lumpur.

Ikan glodok biasanya ditemukan di muara-muara sungai yang banyak pohon bakaunya. di pantai pulau-pulau karang yang ada bakaunya, glodok juga dapat di temukan. di pulau Pari, Jakarta, misalnya banyak terdapat Periophthalmus koelreuteri (panjang kurang lebih 150 mm) dan Periophthalmus vulgaris (panjang kira-kira 105 mm). Bila air surut ikan glodok banyak terlihat keluar dari air, merangkak atau melompat lompat di atas lumpur dan jika air pasang ia masuk ke hutan bakau, baru turun kembali ke lumpur-lumpur pantai bila air telah surut atau ia bersembunyi pada lubang-lubang sarangnya. Toleransinya sangat besar terhadap perubahan salinitas. Sirip dada ekornya digunakan sebagai alat gerak di darat. Ikan ini kadang-kadang bergerombol bertengger pada akar-akar tunjang pohon bakau Rhizophora atau berada di antara akar-akar tunjang pohon bakau Sonneratia. Sirip perutnya yang menyatu berfungsi sebagai alat penghisap untuk berpegang.

Organ pernapasan pada ikan glodok adalah insang tetapi telah disesuaikan untuk bisa digunakan di darat. ini dilakukan dengan memerangkap air di rongga insang dengan cara menutup rapat mulut dan tutup insang. Ikan ini bisa berada di darat selama air yang di bawahnya masih mengandung oksigen kalau oksigenya habis, ia harus segera mencari air segar lagi dan proses yang sama terulang kembali.

Ikan gelodok hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik Benua Afrika. Saat ini telah teridentifikasi sebanyak 35 spesies ikan gelodok. Terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmodon. Beberapa spesies contohnya adalah Pseudapocryptes elongatus, Periophthalmus gracilis, Periophthalmus novemradiatus, Periophthalmus barbarus, Periophthalmus argentilineatus dan Periophthalmodon schlosseri.

Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan Bandeng (Chanos chanos)


Klasifikasi ilmiah Ikan bandeng

Regnum: Animalia
Filum     : Chordata
Kelas    : Actinopterygii
Ordo     : Gonorynchiformes
Familia : Chanidae
Genus   : Chanos
Spesies : Chanos chanos (Forsskål, 1775)
Gambar Ikan Bandeng (Chanos chanos)


Bandeng (Chanos chanos) adalah ikan yang merupakan makanan penting di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (kurang lebih tujuh spesies punah dalam lima genus tambahan dilaporkan pernah ada). Bandeng mempunyai daerah penyebaran yang luas. Mereka hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.

Ikan dengan warna keperak-perakan ini mempunyai sifat euryhalin artinya dapat hidup dalam air dengan variasi salinitas yang besar, dari perairan samudera yang bersalinitas tinggi sampai pada air payau di pantai, bahkan yang dibudidayakan dapat hidup pula pada air tawar. Ikan Bandeng yang masih muda ini (disebut nener dan diternakkan di tambak-tambak) ditemukan di daerah yang dipengaruhi pasang-surut, dan perairan yang tidak terlampau keruh.. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan sangat cepat. Daerah-daerah sumber nener di Indonesia meliputi perairan pantai Aceh, Bengkulu, Lampung, pesisir utara Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tengah serta di Halmahera.

Sunday, March 4, 2012

Ikan serowot (Acantopsis choirorhynchos )

Ikan serowot  (Acantopsis choirorhynchos )

Klasifikasi ikan sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Actinopterygii
Order: Cypriniformes
Family: Cobitidae
Subfamily: Cobitinae
Genus: Acantopsis
Species: A. choirorhynchos (Bleeker, 1854)

Gambar Ikan serowot  (Acantopsis choirorhynchos )
Ikan serowot atau Loaches merupakan suku ikan-ikan kecil yang terdapat di Eropa, Asia dan Maroko (Afrika Utara), tetapi paling banyak dijumpai di Asia Tenggara. Bentuk badan umumnya datar memanjang, beberapa berbentuk pipih datar atau memiliki perut tipis yang menunjukkan bahwa ikan ini hidup di dasar sungai. Perbedaan morfologi ikan serowot jantan dan betina agak jelas; jantan memiliki jari-jari sirip dada dan sirip perut yang berkembang. Beberapa bersembunyi di dalam pasir, lumpur, atau detritus.

Ikan Loach ini menghabiskan banyak waktu mereka terkubur dalam substrat, hanya menyisakan mata mereka yang nampak. Loaches tidak pilih-pilih makanan, tapi lebih menyukai makanan hidup (seperti tubifex).

Ikan Arwana (Scleropages formosus)


Ikan Arwana (Scleropages formosus)

Ikan Arwana memiliki klasifikasi sebagai berikut 
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Osteoglossiformes
Famili: Osteoglossidae
Genus: Scleropages
Spesies: S. formosus

Gambar Ikan Arwana (S. formosus)
Ikan Arwana merupakan suku kecil ikan air tawar primitif  yang menawan dari amerika selatan, afrika, Indo Malaya, papua Nugini dan Australia. Bentuk badan agak memanjang, sisik pada badan besar dan keras, sedangkan kepala tidak bersisik. Mempunyai gelembung renang yang merupakan organ pernafasan tambahan. Ikan air tawar terbesar di dunia yang termasuk dalam suku ini, yaitu Arapaima higas,dari kawasan tropika Amerika selatan, panjangnya dapat mencapai 4 meter. Salah satu jenis dari suku ini di kenal sebagai ikan akuarium yang sangat mahal, yaitu ikan kayangan, Sceleropages formosus (juga di kenal ikan kelesa, ikan naga atau ikan siluk). Ciri-ciri sirip punggung hampir mendekati sirip ekor, sirip dada panjang dan meruncing, bersisik besar mempunyai 2 sungut lunak pada ujung. Ikan memelihara anaknya di dalam mulut sampai anak-anak mencapai ukuran panjang kira-kira 6cm. Bersifat predator bagi ikan-ikan kecil, katak dan binatang lainnya, cenderung untuk di dasar air pada siang hari tetapi muncul ke permukaan air untuk makan pada sore atau malam hari.

Scleropages formosus adalah salah satu ikan-ikan Indonesia yang dikatagorikan sebagai jenis terancam punah oleh Internasional Union For the Concerfation of Nature and Natural Resources( IUCN). Seluruh perdagangan Internasional terhadap specimen yang berasal dari habitat liar dilarang menurut peraturan CITES (Convention on Internasional Trade in Endangered Spesies) pada tahun 1975, namun secara resmi jenis ini baru diterapkan sebagai jenis yang dilindungi pada tahun 1980. Populasi yang siripnya berwarna putih, kuning dan hijau bernilai dagang lebih rendah dan populasi liarnya barangkali tidak terlalu terancam oleh perdagangan ikan hias, tetapi individu dari populasi bersirip merah yang berasal dari Sungai Kapuas membutuhkan pengawasan pengelolaan yang khusus dari suatu penelitian saat ini sedang dilakukan untuk mengetahui cara pengelolaan yang tepat.
Older Post ►
 

Copyright 2012 Indonesian Indigenouse Fish >> is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot Published by Template Blogger